19 April 2024

Harga Produksi Baterai Kendaraan Listrik Diperkirakan Makin Mahal

2 min read
penjualan mobil listrik ungguli diesel

By Khanzalani

MOBLIS.ID – Transformasi industri otomotif ramah lingkungan makin mendapat tempat di hati masyarakat dunia. Hambatan dan tantangan mengembangkan industri kendaraan bermotor listrik pun selalu ada. Kali ini, tantangan ada tantangan yang mengadang, yaitu harga material logam untuk pembuatan baterai kendaraan listrik diperkirakan akan semakin mahal.

Analis memperkirakan harga material pada tahun depan bakal lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tentu saja ini bisa membebani produsen dan memperlambat pencapaian target perubahan iklim. Bloomberg pada Senin (20/12/2021) melaporkan, logam baterai berada dalam pergolakan yang belum pernah terjadi sebelumnya karena target pengurangan pemanasan global telah memicu permintaan sejumlah material seperti lithium, kobalt, dan nikel.

Ironisnya, pasokan material semakin terbatas dan kondisinya makin tidak kondusif karena ada pandemi Covid-19. Biaya pembuatan baterai pun dikhawatirkan bakal semakin tinggi dan bisa menunda adopsi pemakaian mobil listrik secara luas.

Munculnya varian omicron juga diperkirakan juga bakal semakin menambah masalah. Kepala Logam dan Pertambangan BloombergNEF Kwasi Ampofo mengemukakan, varian Covid-19 baru telah berdampak pada proses pemulihan global. “Kami berharap kendala rantai pasokan yang berdampak pada pergerakan material tahun ini tetap baik hingga 2022,” ungkapnya.

Harga lithium, grafit dan kobalt kemungkinan akan tetap tinggi. Penurunan harga diperkirakan baru terjadi pada 2023 walaupun harga nikel bisa turun pada paruh kedua tahun 2022.

Indeks harga lithium naik tiga kali lipat pada 2021 ini. Produsen China Chengxin Lithium Group memprediksi harga akan tetap tinggi untuk sementara waktu akibat konsumsi hilir yang tinggi dan kendala dalam kapasitas produksi air asin dan pasokan spodumene. “Sulit untuk melihat perubahan material dalam ketatnya pasar global dalam jangka pendek,” ungkap perusahaan tersebut dalam tanggapan tertulis kepada Bloomberg News.

Mestinya, permintaan kendaraan listrik dalam jangka panjang menjadi pertanda baik untuk material yang digunakan pada hampir semua baterai EV. Penjualan mobil listrik penumpang diproyeksikan melonjak dari 3,0 juta pada 2020 menjadi 66 juta pada 2040, menurut Skenario Transisi Ekonomi BloombergNEF.

“Kami memperkirakan harga rata-rata global lithium akan meningkat selama beberapa tahun ke depan karena harga kontrak mulai mengejar dan karena pasokan terus-terusan tidak dapat memenuhi permintaan,” kata Cameron Perks, analis Benchmark Mineral Intelligence.

Harga kobalt melejit dua kali lipat pada tahun 2021 ini. Gangguan suplai di Afrika Selatan dan risiko omicron menjadi tantangan bagi logistik. Akan tetapi, prospeknya tidak semuanya bullish. “Sisi pasokan telah meningkatkan kapasitas produksi kobalt dan itu bisa beroperasi tahun depan,” kata Manajer Umum Trader Shanghai Qin Cobalt Industrial Co., Wang Wentao.

Harga nikel melonjak 17 persen pada tahun 2021 ini. Namun, ekspansi pasokan yang agresif dari Indonesia dapat membuat pasar menjadi surplus pada 2022, menurut S&P Global Market Intelligence.

Harga sempat terpukul pada awal Desember setelah Tsingshan Holding Group Co., menyatakan siap mengoperasikan lini produksi pertamanya untuk nikel matte, produk antara yang dapat diproses menjadi bahan kimia untuk baterai. Harga grafit telah naik tajam sejak September di tengah pembatasan listrik di China, produsen bahan anoda terbesar di dunia.

“Dengan perkiraan peningkatan permintaan listrik pada musim dingin ini, pasokan listrik mungkin terbatas, dan oleh karena itu produksi grafit serpihan mungkin tidak sepenuhnya pulih hingga paruh pertama tahun 2022,” demikian laporan BNEF.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *