MOBLIS.ID – Mungkinkah kendaraan listrik di Indonesia bisa tumbuh pesat? Jawabannya tentu bisa ya, juga bisa tidak.
Yang pasti banyak pihak berharap industri otomotif yang berbasis listrik bisa tumbuh lebih cepat. Ini karena efeknya akan positif bagi pengurangan emisi karbon. Pakar epidemiologi pencemaran udara dan surveilans kesehatan lingkungan Universitas Indonesia (UI) Budi Haryanto ada beberapa cara agar kendaraan listrik bisa mengurangi pencemaran udara. Menurut dia, pemakaian panel surya untuk menghasilkan energi bagi pengisian daya baterai mobil listrik akan sangat membantu pengurangan emisi karbon.
“Misi energi bersih itu yang harus di dorong, menggunakan energi matahari, geothermal, dan gas. Kalau itu digunakan untuk menyediakan listrik, bagus,” jelas Budi, seperti dilansir Antara, Jumat (27/01/2023).
Ssarana pengisian baterai kendaraan listrik, menurut Budi, saat ini masih dari pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar solar. Secara umum penggunaan mobil listrik belum sepenuhnya membantu mengurangi emisi karbon, meskipun berhasil dalam mengurangi polusi udara di jalan raya.
“Kalau mobil listrik secara umum tidak (mengurangi emisi karbon), tapi kalau mengurangi polusi kendaraan di jalan iya. Dengan banyaknya kendaraan listrik maka polutan sumber polusi udara di jalan raya berkurang,” kata Budi.
Solusinya, masyarakat yang sudah memiliki mobil listrik lebih baik memakai tenaga surya untuk sarana pengisian baterainya. Masih banyak yang berkontribusi besar menghasilkan emisi karbon, seperti kendaraan bermotor bermesin konvensional, pabrik dan turbin-turbin industri. “Di rumahnya yang punya kendaraan listrik maka perlu punya solar cell itu jadi bagus. PLN juga bergeser bikin solar cell yang banyak jangan bakar solar lagi,” ujar Budi. *